Tahukah Anda Kaum pria mengklaim ambang rasa nyeri mereka lebih tinggi dibanding wanita. Sementara kaum wanita mengatakan sebaliknya dan melahirkan sebagai buktinya.
Kini, para ilmuwan telah menemukan jawaban untuk semuanya. Pria masih lebih bisa menahan rasa sakit dibanding wanita dan cenderung membiarkan diri mereka menderita demi terlihat lebih macho.
Menurut peneliti dari Leeds Metropolitan University seperti dikutip lamanDailymail, stereotipe gender menunjukkan pria cenderung tenang ketika mereka terluka, sementara wanita lebih peka, Kamis (1/11).
Ilmuwan Dr Osama Tashani merekrut 200 orang Inggris dan Libia untuk penelitiannya. Menurutnya, secara tradisional, kaum pria lebih tabah sementara wanita lebih sensitif. "Beberapa kelompok etnis digambarkan lebih tabah, sementara yang lain dipandang lebih bebas dalam mengekspresikan rasa sakit mereka. Kami tidak mendeteksi perbedaan dalam ketidaknyamanan rasa sakit," jelasnya.
Dr Tashani memantau sensitivitas, daya tahan, dan kemauan untuk melaporkan rasa sakitnya, dan menemukan laki-laki memiliki ambang sakit yang lebih tinggi dan intensitas melaporkan rasa sakitnya lebih sedikit dibanding wanita, terlepas dari kebangsaan mereka. Relawan Inggris tidak bisa menahan rasa sakit seperti peserta dari Libia, tapi mereka lebih bersedia melaporkannya.
Namun reaksi berdasarkan stereotipe gender lebih terlihat pada relawan Libia dibanding Inggris, ini menunjukkan gender dan budaya berperan dalam mengatasai rasa ketidaknyamanan.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahun dan dipublikasikan dalam Journal of Pain. Mereka melakukan dua prosedur yang menimbulkan rasa sakit. Mereka menusukkan tangan relawan dengan benda yang ujungnya tumpul sedalam 1 sentimeter, sementara mereka harus memegang tangan mereka di atas kepala. Mereka mengenakan manset untuk membatasi aliran darah.(MEL)
Jika dalam penjelasan di atas ada yang sobat kurang mengerti, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment