Kamis,
30 sep 2010 sekitar jam 14.30 saya dan teman-teman ngumpul di taman kampus kebiasaan setelah
perkuliahan usai, di sana kami biasanya menghilangkan kejenuhan setelah
seharian belajar, seperti hal layaknya mahasiswa yang lagi ngumpul, kami becanda,
bermain, berbagi informasi, dll. dalam
asyiknya becanda salah seorang teman mengajukan untuk pergi bermain ke pantai
air manis pantai dimana legenda malin kundang berasal, banyak di antara kami
yang tidak menyetujui dikarnakan cuaca pada saat itu mendung untuk kesana, lalu
ia pun mengajukan tempat yang ke 2 yaitu “ lubuak tampuruang “ sebagian besar
dari kami belum pernah kesana bahkan ada yang baru pertama kali mendengar, rasa
keingintahuan tak mengurungkan niat kami untuk kesana walaupun cuaca sedang
tidak bersahabat, kami yang penasaran ingin melihat keindahan lubuak tampuruang
tersebut akhirnya memutuskan untuk menuju ke tujuan.
Kami
berangkat lebih kurang jam 15.05 menggunakan 7 unit sepeda motor rencananya sih
mo pergi pake mobil dan berhubung mobil kami masih di showroom akhirnya kita
putuskan pergi menggunakan sepeda motor dan kami beranggotakan 12 orang, di
tengah perjalanan kami memutuskan untuk mengisi bahan bakar di karnakan rute
yang akan di tempuh lumayan jauh, sesampai di tempat pengisian bahan bakar
hujan pun turun dengan derasnya sehingga mengharuskan kami untuk bertuduh di
tempat pengisian bahan bakar tersebut, tak lama kemudian hujan pun mulai reda
dan kami pun melanjutkan perjalanan melalui jalan raya yang cukup jauh.
Tak
lama kemudian akhirnya kami memasuki kampung yang berpenduduk lumayan banyak terus
masuk kedalam dan perumahan penduduk makin lama makin sedikit, tanjakan dan
turunan yang licin di karnakan sudah hujan kami lalui dengan motor dan pada
akhirnya kurang lebih jam 15.50 kami pun
sampai pada tempat penitipan motor yang mana track yang akan di lalui tidak
memungkinkan untuk menggunakan motor.
Dan
akhirnya perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki lama perjalanan dari
tempat penitipan motor sampai ke tujuan memakan waktu kurang lebih 20 menit, di
karnakan kami dihadapkan dengan banyak tantangan dan rintangan yg akan di lalui
contohnya kami harus mendaki di kemiringan lebih kurang 50 derajat dan
tantangan tersebut kami sambut dan jalani dengan dengan senang hati, setelah
melalui tanjakan yang licin kami di hadapkan dengan turunan dengan jalan
setapak yang licin tak jarang dari kami banyak yang tergelincir dan saya pun
juga merasakan asyiknya tergelincir.
Di
sela” perjalanan terdengar sayup” suara deburan air terjun yang membuat semangat
kami kian meluap setelah melalui turunan yang licin kita akan mendapati jalan
setapak yang mendatar disungguhi dengan pemandangan hutan yang masih asri dan
aliran air yang berasal dari lubuak tampuruang tersebut dan tak lama kemudian
perjalan yang panjang dan melelah akhirnya terbayar lunas dengan keindahanya,
lubuak tempuruang di depan mata rasa lelah dan letih langsung terobati dengan
keindahan air terjun yang terdapat di lubuak tampuruang tersebut, kami pun
sepakat untuk tidak langsung nyebur kekawah tersebut dan kami memutuskan untuk
istirahat sejenak, banyak di antara kami yang mau ganti baju, cuci kaki,
ngerokok dan menyaksikan keindahan alam di sekitar.
Setelah
melepas penat kami pun langsung nyebur, . . . .
Saking
asyiknya berenang waktu pun berjalan dengan sangat cepat sehingga mengharuskan
kami untuk berkemas, waktu menunjukkan pukul 17.26 kami pun bergegas untuk pulang.
Dan perjalan pun di mulai, perjalanan di mulai dengan track mendaki dan memanjat tebing dan turunan yang licin sehingga kami harus sangat hati-hati melaluinya tak jarang ada yang tergelincir, perjalanan di lanjutkan setelah melalui tanjakan dan turunan akhirnya kami sampai ke tempat penitipan motor di sana kami beristirahat sejenak dan kami pun melangsungkan perjalanan pulang berikutnya dengan motor dan lagi lagi kami di hadapkan dengan turunan yang ganas dan licin 2 motor kami pun tak luput dari keganasan turunan tersebut selepas dari track yang asik tadi motor kami pun berubah bentuk seperti mesih bajak karna mulai dari body motor sampai ban udah kayak motor yang berendam di sawah.
Dan perjalan pun di mulai, perjalanan di mulai dengan track mendaki dan memanjat tebing dan turunan yang licin sehingga kami harus sangat hati-hati melaluinya tak jarang ada yang tergelincir, perjalanan di lanjutkan setelah melalui tanjakan dan turunan akhirnya kami sampai ke tempat penitipan motor di sana kami beristirahat sejenak dan kami pun melangsungkan perjalanan pulang berikutnya dengan motor dan lagi lagi kami di hadapkan dengan turunan yang ganas dan licin 2 motor kami pun tak luput dari keganasan turunan tersebut selepas dari track yang asik tadi motor kami pun berubah bentuk seperti mesih bajak karna mulai dari body motor sampai ban udah kayak motor yang berendam di sawah.
Setelah
pejalanan yang panjang dan mengasikkan tersebut akhirnya kami pun sampai di
jalan raya dan melanjutkan perjalanan perjalanan pulang kerumah masing-masing dan
kami pun berencana untuk balik lagi ke sana suatu hari nanti . . . . .
“Lubuak
tampuruang” suatu wisata alam yang berada di wilayah padang Sumatra barat,
lubuak tampuruang merupakan wisata alam yang sangat eksotis karna disana kita
akan disungguhkan dengan keindahan air terjun yang cukup tinggi dan deras air
yang jatuh berdebur ke dasar lembah yang
memiliki ketinggian 10 meter dan membentuk kawah tempat air berkumpul dimana
airnya sangat sejuk sehingga tak jarang peloncong atau pengunjung yang datang
kesana tak sabar ingin berenang.
Berminat untuk berlibur ke lubuak tampuruang ? ?
2 komentar:
dak do sanak ,, aienyo dingin ,, jalan curam ,,mambana xeon wak dibueknyo ^_^
hahaha . . .
ma lo dingin aienyo tu, sajuak mah and track yang di lalui pun menantang adrenalin mah ( klo ari sdah hujan hehehe )
apo lae klo painyo basamo" ndeh ndak do lae . . .
Post a Comment