Jakarta, Kanker adalah sel-sel abnormal dalam tubuh yang berkembang biak secara tak terkendali. Untuk mengatasi kanker, salah satu pengobatannya adalah dengan meminum obat-obatan kimia atau disebut kemoterapi. Pasien disarankan untuk puasa sebelum kemoterapi. Apa alasannya?
Kemoterapi sering digunakan untuk melawan kanker yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh. Tetapi karena obat kemoterapi juga mempengaruhi sel-sel non kanker lain dalam tubuh, obat-obatan dapat menyebabkan efek samping seperti muntah-muntah dan mual, rambut rontok, perubahan sumsum tulang, dan cedera pada mulut dan tenggorokan.
Peneliti menemukan bahwa berpuasa memiliki khasiat seperti kemoterapi ringan. Ketika berpuasa dikombinasikan bersama kemoterapi, efeknya bisa luar biasa.
Pada tahun 2010, Valter Longo dari University of Southern California di Los Angeles bersama rekannya melihat 10 pasien kanker yang berpuasa. Dia menemukan bahwa pasien tersebut mengalami efek samping kemoterapi yang lebih ringan.
Dalam penelitian baru yang dimuat Science Translational Medicineini, Longo bersama timnya menyuntik tikus dengan sel kanker payudara, kanker kulit, tumor otak dan tumor ovarium yang ditemukan pada anak. Hewan-hewan ini tidak diberi makan selama dua sampai tiga hari dan hanya diberi minum air.
Bahkan ketika tidak diberi kemoterapi, puasa mampu memperlambat pertumbuhan kanker payudara, kanker kulit, tumor otak dan tumor pada tikus. Dalam beberapa kasus, hanya dengan berpuasa saja memiliki khasiat sama seperti kemoterapi singkat. Puasa memperpanjang kelangsungan hidup tikus yang disuntik sel kanker ovarium manusia.
"Puasa berakibat buruk untuk sel kanker," kata Longo seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, Kamis (9/2/2012).
Peningkatan kesehatan tikus terlihat sangat pesat jika puasa dikombinasikan dengan kemoterapi. Secara keseluruhan, persebaran kanker berkurang sebesar 40% ketika kemoterapi dikombinasikan dengan puasa.
"Ketika berpuasa, sel kanker akan kelaparan karena tidak mendapat nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak. Di bawah kondisi kelaparan tersebut, sel-sel normal berhenti membelah, tapi sel-sel kanker terus bertambah banyak sehingga menjadi lebih lemah dan mati karena obat-obat kemoterapi," kata William Saunders, pakar onkologi di University of Pittsburgh yang tidak terlibat dalam penelitian.
Namun Longo menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efektifitas puasa terhadap pengobatan kemoterapi. Ia juga menegaskan bahwa puasa sebaiknya tidak dijadikan pilihan untuk semua pasien.
"Jika seorang pasien telah kehilangan banyak berat badan karena kanker atau pengobatannya, puasa justru bisa membuat kondisinya bertambah buruk," kata Longo.
Jika dalam penjelasan di atas ada yang sobat kurang mengerti, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment