Jakarta, Penelitian membuktikan bahwa perempuan cenderung lebih susah menghentikan kebiasaan merokok dibandingkan laki-laki. Menurut dokter jantung, akan lebih susah lagi kalau perempuan itu tak punya pekerjaan dan terlalu banyak waktu luang.
"Kalau bekerja, mau merokok butuh perjuangan. Di kantor tidak boleh, di angkutan umum tidak boleh. Kalau di rumah kan bebas, tidak ada aturannya," kata Dr H Aulia Sani, SpJP(K) FJCC, FIHA, FASCC, ahli jantung dari RS Sahid Sahirman saat ditemui di tempat kerjanya, Senin (18/6/2012).
Ketika tidak punya pekerjaan, seorang permepuan cenderung akan menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Apabila tidak banyak yang dikerjakan, maka waktu luangnya lebih banyak dan jika punya kebiasaan merokok maka akan dimanfaatkan untuk merokok.
Kecenderungan saat ini, aktivitas merokok di kalangan perempuan memang semakin banyak dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. Menurut Dr Aulia, hal ini dipicu oleh iklan-iklan rokok yang menyesatkan misalnya tentang slimming cigarette atau rokok yang bisa bikin langsing.
Ketidaktahuan tentang bahaya rokok yang sebenarnya membuat para perempuan, dan juga perokok pemula pada umumnya, jadi mulai coba-coba merokok. Berawal dari ikut-ikutan, kebiasaan itu lalu menjadi adiksi atau ketagihan yang sudah lebih sulit dihentikan.
Padahal dampak rokok bagi perempaun lebih berat dibandingkan laki-laki. Selain memicu penyakit kronis eeprti kanker dan gangguan jantung, rokok pada perempuan juga bisa menyebabkan gangguan kehamilan dan janin bahkan ketika perempuan tersebut sudah berhenti merokok.
Ditambahkan oleh Dr Aulia, seorang perempuan dianjurkan harus sudah berhenti merokok selama 1 tahun jika ingin kehamilannya lancar. Akan lebih baik lagi menurutnya, apabila sudah berhenti merokok selama 10 tahun karena racun-racunnya sudah habis dibuang dari dalam tubuh.
Jika dalam penjelasan di atas ada yang sobat kurang mengerti, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment