Keringat adalah cara alami tubuh mendinginkan badan. Keringat tak hanya keluar saat udara panas tapi juga ketika stres atau gelisah. Tapi bagi penderita Hyperhidrosis, keringat keluar karena gangguan sistem saraf yang membuatnya banjir keringat.
Seperti dirasakan Emma Herda, penyakit Hyperhidrosis selama 30 tahun terasa menyiksa dan memalukan baginya. Namun kini penyakit yang membuat tubuhnya memproduksi keringat berlebih dan bajunya basah kuyup itu bisa disembuhkan dengan laser.
Dengan alat laser bernama Cynosure Smartlipo MPX, seorang pakar bernama Dr Ayham Al-Ayoubi dari London Medical & Aesthetic Clinic berhasil menemukan jalan keluar untuk mengatasi penyakit ini. Alat yang punya cara kerja yang sama untuk menghilangkan sel-sel lemak di bawah permukaan kulit ini pertama kali digunakan di Inggris.
Penyakit Hyperhidrosis lebih banyak disebabkan faktor genetik dan biasanya mulai berkembang sejak usia di bawah 25 tahun. Umumnya penderita akan mengeluarkan keringat berlebih di daerah ketiak, telapak tangan, telapak kaki dan wajah.
Sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi penyakit ini, diantaranya operasi untuk memotong saraf yang mempengaruhi kelenjar keringat. Meskipun teknik tersebut terbukti berhasil dan efektif, namun teknik itu sangat berisiko jika dilakukan saat kondisi tidak sadar.
Untuk itu, peneliti mengembangkan alat laser pertama kali menggunakan energi gelombang yang bisa menghilangkan kelenjar keringat dengan cepat, tidak sakit dan hanya butuh sedikit waktu untuk masa pemulihannya.
Sebelum memulai pengobatan, pasien akan disuntikkan obat bius, lalu serat optik laser akan dimasukkan melalui pipa kecil yang terhubung langsung di bawah kulit dimana kelenjar keringat berada. Jaringan yang sudah berhasil dihancurkan kemudian akan dikeluarkan melalui pipa. Prosedur itu hanya memakan waktu 30 menit saja.
"Pasien tidak akan mengalami pendarahan, luka, memar, kerusakan saraf atau bahkan ketakutan. Mereka bisa langsung kembali bekerja keesokan harinya dan pengobatan ini akan bertahan seumur hidup," ujar Dr Ayoubi seperti dilansir Dailymail, Senin (14/12/2009).
Sebelumnya, Emma (43 tahun) yang menderita penyakit Hyperhidrosis sejak remaja telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi keringatnya yang tak terbendung.
"Saya sudah coba semua anti keringat tapi tidak ada satu pun yang berhasil. Untungnya saya tidak memiliki masalah bau badan. Tapi saya tetap saja stres karena harus ketergantungan dengan obat anti keringat dan tidak bisa pakai baju-baju ketat," tutur Emma.
Emma juga telah mencoba teknik Botox yang memang berhasil, tapi efeknya tidak bertahan lama dan ia harus terus menerus menyuntikkan Botox lagi ke dalam tubuhnya.
Dengan adanya teknik laser, Emma sangat bersyukur karena ia tidak merasa sakit sama sekali dan yang terpenting ia tak perlu malu karena pakaiannya tak akan basah kuyup lagi.
Jika dalam penjelasan di atas ada yang sobat kurang mengerti, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat terima kasih.
0 komentar:
Post a Comment